Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un -Telah Wafat KH Sahal Mahfuzh Kajen Pati Jawa Tengah (Rois 'Aam PBNU dan Ketua Umum MUI- lahul fatihah

Minggu, 03 Januari 2010

GUS DUR PASTI MASUK SURGA ??

Hey, berani sekali anda berkata begitu. Apakah anda telah mendapat SK sebagai panitia seleksi surga dari Allah ? Atau anda telah merasa menjadi Tuhan ? Atau anda telah mengkultuskan Gus Dur ?

Bukan, bukan karena itu semua. Gus Dur pasti masuk surga adalah sebuah opini. Tapi bukan opini tak berdasar. Sebagai muslim, ada hadits rujukan yang dapat direnungkan.


Dari Anas r.a. : Ada jenazah diiringi lewat di hadapan para sahabat, lalu mereka memuji kebaikannya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda, “wajabat (sudah dapat dipastikan baginya)”. Sesudah itu datang pula jenazah lain diiringi dan orang-orang mengungkapkan keburukannya. Nabi pun bersabda, “wajabat”. Kemudian sahabat ‘Umar bin Khaththab r,a, bertanya, “Apa yang dimaksud dengan wajabat ?” Nabi s.a.w. menjawab, “(yaitu) jenazah yang kalian memuji kebaikannya, sudah dapat dipastikan sorga baginya dan jenazah yang kalian ungkapkan keburukannya sudah dapat dipastikan neraka baginya, sebab kalian semua merupakan para saksi Allah di bumi” (H.R. Bukhory-Muslim / muttafaq ‘alaih)

Gus Dur adalah orang yang saat jenazahnya diantarkan mendapatkan pujian tentang kebaikannya dari berbagai pihak. Bukan saja muslim, non muslim sekali pun mengakui jasa-jasanya. Tidakkah ia termasuk dalam kategori hadits tersebut ? semoga benar amin.
Hadits ini rujukan para ‘ulama, sehingga menjadi sebuah tradisi saat mengantarkan jenazah. Setiap jenazah akan diberangkatkan selalu ditanyakan, “Apakah semua yang hadir bersaksi bahawa jenazah ini seorang mukmin muslim yang shalih ?” Inilah upaya pertolongan dari semua saudara, tetangga dan kaum muslimin pada saudaranya yang telah lebih dahulu meninggal dunia. Dengan kesaksian semua yang hadir, diharapkan jenazah termasuk kategori orang yang dipastikan masuk surga.

Memang ada masalah yang pernah terlontar. Pertama, apabila kita tidak tahu sama sekali tentang jenazah, apakah juga membuat kesaksian ? Kedua, apabila kita tahu buruknya perilaku si jenazah dan kita bersaksi baik bukan sebuah kebohongan ?

Masalah pertama ada dua jawaban yang sederhana. Pertama, tidak ada orang yang sama sekali tidak pernah berbuat baik sekali pun sepanjang hayatnya. Paling tidak, kita bisa yakin bahwa ia pernah tersenyum dalam hidupnya. Senyum adalah sebuah kebaikan. Bila senyum dipandang terlalu kecil, mungkin dia sudah berumah tangga. Berumah tangga artinya sebuah kebaikan. Ia telah mengikuti sunnah rosulullah s.a.w. Mungkin ia pernah sekolah atau mengaji. Sekolah dan mengaji adalah kebaikan. Mungkin ia memiliki pekerjaan. Bekerja adalah kebaikan.

Kedua, Islam mengajarkan berbaik sangka dan menjauhi berburuk sangka. Dengan demikian, selama kita tidak tahu keburukannya, maka kita harus menempatkannya sebagai orang baik.

Pada masalah yang kedua, ada dua jawaban pula. Pertama, Islam mengajarkan untuk tidak mencela orang yang telah meninggal dunia. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Janganlah kalian mencela orang yang telah meninggal , sebab mereka sudah mhabis masa kerjanya” (H.R. Bukhori).

Kedua, Islam mengajarkan untuk menutupi ‘aib orang lain. Rosululloh s.a.w menyampaikan, “Siapa yang menutupi aib-aib orang lain, maka Allah pasti menutupi aib-aibnya di hari kiamat”

Hmmmm…… bagaimana ya…..?


2 komentar:

Aman mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Aman mengatakan...

Bang, satu lagi. Doa orang-orang untuk beliau. Dari sekian banyak orang yang hadir, belum terhitung yang tidak bisa hadir, memanjatkan doa untuknya. Beruntung sekali Gus Dur.

Rasanya mustahil orang-orang itu bajingan semua sehingga tidak ada satu pun yang diperkenankan oleh Allah.

Saya tambahkan tautan artikel ini di tulisan saya untuk pelengkapnya: Pemuja Gus Dur dan Pembantu Setan